28 Agu 2015

LUTUNG KASARUNG

A long time ago in west Java there was a kingdom.  The king was Prabu Tapak Agung.  He had two beautiful daughters and no son.  Purba Rarang was his first daughter, and Purba Sari was his second daughter.  When the king was about to pass away he gave the throne to his second daughter, Purba Sari. Purba Rarang was very disappointed.  She thought that she deserve to replace her father as the ruler.  She discussed the situation with her fiancé, Indrajaya.
Then she got an evil idea.  She asked a witch to cast a spell to Purba Sari.  Soon after that Purba Sari had a strange skin disease.  There were black dots on her skin.  She also had skin rash.  Consequently Purba Rarang had a reason to tell people that her sister had a great sin and she was cursed by god.  She told her people that such a person did not qualify to be a leader.
After that she ordered the army to send Purba Sari to a wood and had her exiled there.  The army then built a wooden house for Purba Sari in a wood.  So Purba Sari lived in the wood.  As there were many animals in the wood she got along with them well.
Her best friend was a black monkey.  She called the monkey Lutung Kasarung.  Lutung was very attentive and very kind to her.  He gave fruits and vegetables to Purba Sari.
Lutung Kasarung was not an ordinary monkey.  He often meditates like human being.  One night when there was a full moon he sat meditating.  He was praying to God. Suddenly a spring emerged beside Lutung. It became bigger and bigger and finally it became a lake.  The water was very clear and aromatic.
The next day Lutung came to see Purba Sari.  He asked her to follow him.  Lutung took her to the lake and asked her to take a bath.  When Purba Sari took bath in the lake something strange happened.  Her skin disease was gone and her smooth fair skin was back.  Purba Sari was very happy and thankful to God.
Meanwhile Purba Rarang who lived in the palace wanted to see her sister.  So she went to the wood with her soldiers.  She was very surprised when she saw Purba Sari was in good condition and looked beautiful.  Her evil heart led her to find a way to beat her sister. Then she asked her sister to measure the length of their hair.  The one who had the longest hair would win.  Purba Sari’s hair proved to be longer than Purba Rarang’s.
Purba Rarang was very jealous to her sister.  She thought hard to find a way to beat Purba Sari.  Then she got another idea.  She asked her sister to compare their fiancé.  Purba Rarang was sure that she would win because Indra Jaya was very handsome.  She was sure that Purba Sari did not have any fiancé.  When Purba Rarang showed Indra Jaya, Purba Sari was confused.  So she just appointed Lutung Kasarung as her fiancé.
Purba Rarang laughed out loud.
‘So your fiancé is a monkey?’
Lutung Kasarung then sat on the ground.  He was meditating and praying to God. Then amazingly he changed into a very handsome man.  Initially Lutung Kasarung was a handsome man who was punished by God and became a monkey.  After some years that day he got clemency from God and he became human being again.
Purba Rarang was very surprised.  He had no choice but to accept that her sister was better than her.  She asked for apology.  Purba Sari gave her apology.  After that they went back to palace.  Purba Sari became the queen and married to Lutung Kasarung.
by Dwi Nurul Istiqomah
Cc : Cerita Rakyat

8 Agu 2015

Bahsa Indonesia Kelas X Semester 1 Bab 1 - 3

Teks Prosedur Kompleks
1. Unsur-unsur Teks Prosedur Kompleks
  • Pengertian
  • Struktur
  • Ciri Kebahasaan  

2. Pengertian
     Prosedur Kompleks adalah teks yang berisi langkah-langkah atau tahap-tahap yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Terdapat banyak kegiatan disekitar kita yang harus dilakukan menurut prosedur.Jika kalian tidak mengikuti prosedur itu,tujuan yang diharapkan tidak tercapai dan kalian dapat dikatakan sebagai orang yang tidak mengetahui aturan. Tetapi langkah-langkah tersebut tidak dapat di balik-balik.
3. Struktur
Tujuan: Berisi tujuan dari pembuatan teks prosedur kompleks atau hasil akhir yang akan dicapai (dapat berupa judul)
langkah-langkah: Langkah-langkah adalah cara-cara yang ditempuh agar tujuan itu tercapai.

4. Ciri Kebahasaan
  1. Menggunakan kalimat imperatif, dekralatif, dan introgatif
  2. Partisipan manusia
  3. Menggunakan verba material dan tingkah laku
  4. Menggunakan konjungsi temporal

1.KALIMAT IMPERATIF Adalah Kalimat imperatif adalah kalimat yang isinya atau yang mengandungperintah.
Contoh:
  Kenali si petugas
  Pahami kesalahan anda
  Pastikan tuduhan pelanggaran 
      2.  KALIMAT DEKRALATIF: Kalimat deklaratif adalah kalimat yang berfungsi untukmemberikan informasi kepada pembaca.
Contoh:
Pengerndara memahami kesalahannya
Pengerndara menolak atau menerima tuduhan
Pengendara memastikan tuduhan pelanggaran
      3.  KALIMAT INTROGATIF: Kalimat introgatif adalah kalimat yang berfungsi untuk memintainformasi tentang sesuatu. 
Contoh:
Apakah anda mengenali petugas?
Apakah anda memahami kesalahan anda?
Siapakah yang menerima atau menolak tuduhan?

II.
Partisipan Manusia: Partisipan manusia adalah semua manusia yang ikut serta dalam suatu kegiatan
Contoh :
Jika pengendara melakukan pelanggaran,tentu pihak yang berwajib menilangnya
III.
Verba
 a. Verba material : verba yang mengacu pada tindakan fisik (melakukan, memukul, dan menilang) 
 b. Verba tingkah laku : verba yang mengacu pada sikap yang dinyatakan pada ungkapan verbal (bukan sikap mental yang tidak tampak), seperti menerima, menolak.
IV.
KONJUNGSI TEMPORAL
    Konjungsi temporan adalah sesuatu yang mengacu pada urutan waktu 

    Contoh: 
Pertama, gunakan jas lab. Kedua, lakukan percobaan. Ketiga, simpulkan hasil percobaan
amelnewsind.blogspot.com/.../teks-prosedur-kompleks-pengertian.html

Contoh Teks Prosedur Kompleks

Pelajar yang berkarakter
Pendidikan adalah elemen yang sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Salah satu unsur yang paling penting dalam pendidikan adalah pelajar. Artinya, pelajarlah yang menentukan baik buruknya pendidikan suatu negara.
Di Indonesia, pendidikan mengalami keterpurukan. Selain karena sistem pendidikan yang carut marut, keterpurukan pendidikan di indonesia juga dipengaruhi oleh perilaku pelajar yang tisak sesuai dengan norma dan aturan, seperti tawuran, merokok, dll.
Untuk memperbaiki pendidikan di indonesia, diperlukan pendidikan yang berkarakter sehingga pelajar memiliki karakter yang baik. Untuk menjadi pelajar yang berkarakter, haruslah mengikuti langkah langkah berikut :

1.      Budayakan untuk memiliki adab dan sopan santun yang baik
2.      Hindarilah untuk berlaku curang
3.      Biasakanlah untuk bertanya kepada guru jika belum paham
4.      Diskusikanlah pelajaran dengan teman bila perlu


TEKS EKSPOSISI

A.   Pengertian Teks Eksposisi
Teks eksposisi adalah jenis teks yang berisi tentang paparan pandangan pribadi terhadap suatu permasalahan.
B.   Tujuan Teks Eksposisi
1. Memberi penjelasan atau informasi.
2. Memaparkan pandangan pribadi mengenai suatu hal.
C.   Ciri-Ciri Teks Eksposisi
1.    Berisi pendapat tentang masalah tertentu, namun tetap objektif.
2.    Diperjelas dengan fakta dapat berupa angka, statistik, gambar, grafik, tabel, dan peta.
3.    Mempunyai analisis dan bukti
4.    Diakhiri dengan penegasan pendapat.
5.    Argumentasinya satu sisi, yaitu sisi yang mendukung atau sisi yang menolak.
D.   Jenis Teks Eksposisi
1.   Eksposisi definisi
Memaparkan pengertian sesuatu dengan memfokuskan pada karakteristiknya
Contoh :
Brokoli (Brassica oleracea ) adalah tanaman sayuran yang termasuk dalam suku kubis-kubisan atau Brassicaceae. Brokoli berasal dari daerah Laut Tengah dan sudah sejak masa Yunani Kuno dibudidayakan. Sayuran ini masuk ke Indonesia belum lama (sekitar 1970-an) dan kini cukup populer sebagai bahan pangan. Brokoli mengandung vitamin C dan serat makanan dalam jumlah banyak. Brokoli juga mengandung senyawa glukorafanin yang merupakan bentuk alami senyawa antikanker sulforafana (sulforaphane). Selain itu, brokoli mengandung senyawaan isotiosianat yangditengarai memiliki aktivitas antikanker. Namun, meskipun memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, manfaat brokoli untuk kecantikan memang belum begitu dikenal masyarakat luas.
2.   Eksposisi berita
Berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian atau peristiwa. Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar. Ciri khususnya adanya unsur 5W+1H.
Contoh :
Kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram di Sukoharjo sejak beberapa hari terakhir meresahkan masyarakat. Pantauan di sejumlah pedagang di Sukoharjo didapati tumpukan gas elpiji 3 kilogram dalam keadaan kosong. Mereka mengaku belum mendapatkan kiriman sejak dua hingga tiga hari yang lalu.  “Stok kosong, semua ada 15 tabung belum dapat kiriman dari pangkalan. Akibatnya tidak bisa memenuhi kebutuhan pelanggan,” ujar Agus Gunawan salah satu pedagang gas elpiji asal Sukoharjo Kota, Kamis (18/09/2014).
3.   Eksposisi ilustrasi
Pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide.
Contoh :
Saat ini politik di Indonesia sedang mendominasi wacana di media. Layaknya gula yang sedang dikelilingi semut. Media selalu memberitakan kondisi politik di Indonesia dengan gamblang. Media memberitakan kondisi elit politik di Indonesia yang saling memperebutkan kekuasaan.

4.   Eksposisi proses
Sering ditemukan dalam buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau langkah-langkah tertentu.
Contoh :
Manfaat wortel untuk wajah di antaranya bisa digunakan sebagai masker yang berfungsi untuk mencerahkan kulit wajah, tidak banyak yang tahu. Cara membuat masker ini dengan memblender atau memarut sampai lembut. Tuangkan parutan wortel dalam cawan dan tambahkan madu 1 sendok makan dan aduk hingga merata. Sebelum mengoleskan pada wajah, sebaiknya bilas wajah terlebih dahulu dan oleskan merata ke seluruh permukaan wajah 15 hingga 30 menit. Setelah itu, bilas wajah dengan air yang hangat, lalu bilas dengan air dingin. Lakukan perawatan wajah ini rutin agar mendapatkan manfaat wortel secara optimal yakni mencerahkan wajah sekaligus mengurangi flek dan kerutan.
5.   Eksposisi analisis
Proses memisah-misahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi beberapa subbagian, kemudian masing-masing dikembangkan secara berurutan.
Contoh :
Masangin merupakan permainan yang melegenda di Alun-Alun Selatan, Yogyakarta. Permainan tersebut dilakukan dengan melewati dua buah pohon beringin kembar dengan mata yang ditutup kain hitam. Mitos yang berkembang di masyarakat, jika seseorang mampu melintasi kedua pohon beringin dengan mata tertutup, maka setiap keinginan yang kita niatkan sebelum permainan akan dikabulkan. Konon, yang bisa melintas hanyalah orang yang memiliki kebersihan hati. Jika hati bersih, maka pemain akan mulus melintasi dua pohon tanpa hambatan. Begitu juga sebaliknya, jika hati tidak bersih, maka pemain akan berputar-putar atau miring ke kanan dan ke kiri beringin.Namun di balik mitos itu, masangin dapat dipandang dari segi ilmu pengetahuan dan kesehatan. Dari segi ilmu pengetahuan dapat dikemukakan bahwa peristiwa berbeloknya arah pemain diakibatkan karena kecepatan arah angin, sedangkan dari segi kesehatan karena adanya potensi vertigo pada setiap orang.
...
6.   Eksposisi klasifikasi
Membagi sesuatu dan mengelompokkannya ke dalam kategori-kategori. (Ada verba penggolongan : digolongkan, diklasifikasikan, terdiri dari, meliputi, dibagi )
Contoh :
Yogyakarta memiliki banyak objek dan daya tarik wisata. Bentuk wisata di DIY meliputi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition), wisata budaya, wisata alam, wisata minat khusus, wisata edukasi dengan berbagai fasilitasnya, seperti resort, hotel, dan restoran. Keanekaragaman budaya serta keramahtamahan masyarakat, membuat DIY mampu menciptakan produk-produk budaya dan pariwisata yang menjanjikan.
7.   Eksposisi perbandingan
Menerangkan ide dalam kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain. (mencari persamaan dan perbedaan)
Contoh :
Olahraga Jogging merupakan salah satu jenis olahraga murah, aman, dan bisa dilakukan di mana saja. Jogging dapat dilakukan di lingkungan sekitar rumah, taman, pantai ataupun pegunungan dan memiliki banyak manfaat. Berbeda dengan olahraga diving, tak hanya mahal tetapi olahraga ini hanya dapat dilakukan  di laut. Selain membutuhkan peralatan yang cukup lengkap, diving juga olahraga yang cukup berisiko. Saat ini, keduanya sama-sama digemari oleh remaja.
8.   Eksposisi pertentangan
Berisi pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Frase penghubung yang digunakan adalah "akan tetapi", "meskipun begitu", "sebaliknya".
Contoh :
Masyarakat di daerah perkotaan terbiasa dengan kehidupan yang serba modern. Alat komunikasi, transportasi, dan teknologi informasi yang canggih menyebabkan mereka cenderung malas dan kurang bersosialisasi. Sebaliknya, masyarakat pedesaan terpencil terbiasa dengan kehidupan yang sederhana. Mereka menggunakan peralatan, transportasi, dan teknologi yang masih tradisional. Namun, keterbatasan tersebut tidak menghalangi mereka untuk bersosialisasi antarmasyarakat.
E.   Struktur teks eksposisi
1.   Pernyataan pendapat (tesis)
Berisikan gagasan utama atau prediksi penulis tentang sebuah permasalahan yang berdasarkan fakta.
2.   Argumentasi
Menjelaskan secara lebih mendalam pernyataan pendapat (tesis) yang diyakini kebenarannya oleh penulis melalui pengungkapan fakta-fakta sebagai penjelasan argumen penulis.
3.   Penegasan Ulang Pendapat
Berupa penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi. Pada bagian ini pula bisa disematkan hal-hal yang patut diperhatikan atau dilakukan supaya pendapat atau prediksi sang penulis dapat terbukti.
F.   Ciri Kebahasaan
1.    Penggunaan Pronomina Persona
Pronomina persona adalah kata yang mengacu kepada orang, baik orang pertama, kedua, atau ketiga. Pronomina persona ini biasanya digunakan dalam menyatakan pendapat. Pronomina yang sering digunakan seperti kita, kami, dan saya. Terlebih kata pronomina saya banyak digunakan ketika menyatakan pendapat pribadi.
2.    Menggunakan konjungsi (kata penghubung)
Konjungsi yang banyak digunakan adalah “pada kenyataannya”, “kemudian”, dan “lebih lanjut”. Konjungsi tersebut digunakan untuk menghubungkan fakta-fakta supaya fakta-fakta yang disajikan runtut. Selain itu juga konjungsi lain, seperti "atau" untuk menyatakan dualisme pendapat, konjungsi "dengan demikian" untuk menyatakan penegasan ulang pendapat.
G.   Analisis Struktur Teks Eksposisi
             
Kemacetan dan Masa Depan Kota
         Transportasi didefinisikan oleh para ahli sebagai kebutuhan turunan dari berbagai kegiatan ekonomi maupun sosial (lihat misalnya Morlock, 1985). Tipe kegiatan sosial ekonomi yang berbeda akan memiliki dampak kegiatan transportasi yang berbeda pula.
         Kegiatan transportasi harian relatif menimbulkan pergerakan yang bersifat berulang, misalnya yang terjadi pada para pekerja dan mereka yang menempuh pendidikan di sekolah. Di Yogyakarta, kota kita tercinta ini, kemacetan terjadi setiap hari pada titik-titik yang menjadi jalur pergerakan para pekerja dan siswa dari tempat tinggal menuju lokasi kerja dan sekolah. Di bagian utara, termasuk Sleman misalnya, kemacetan setiap pagi dan sore dapat dirasakan misalnya pada ruas Jalan Nyi Condrolukito (AM Sangaji), Jalan Affandi (Gejayan), serta Jalan Kaliurang terutama pada persimpangan dengan Jalan Lingkar Utara. Hal yang sama terjadi pada wilayah lain yang memiliki para pekerja dan anak sekolah relatif besar di Kota Yogyakarta, misalnya Bantul. Seperti diketahui, ketiga wilayah ini memiliki keterkaitan kegiatan sosial ekonomi yang erat, yang membentuk aglomerasi wilayah Yogyakarta-Sleman-Bantul (Kartamantul).
         Kemacetan yang berulang pada jangka lebih panjangcenderung terjadi pada musim liburan maupun lebaran. Pada tahap kedatangan dan kepulangan, kemacetan parah akan terjadi pada jalan-jalan arah luar kota (misalnya Jalan Magelang, Jalan Solo, Jalan Palagan dan Jalan Wates). Pada rentang di antara masa tersebut, kemacetandapat dirasakan di pusat kota sebagai lokasi menginap dan tujuan wisata (seperti Malioboro, Prawirotaman), serta jalan-jalan menuju objek wisata, seperti Jalan Parangtritis.
         Kemacetan harian yang dominan ditimbulkan oleh aktivitas masyarakat dalam lingkup internal. Kemacetan yang berulang setiap hari merupakan ekses dari pola tempat tinggal, bekerja dan bersekolah. Upaya mendekatkan lokasi tempat tinggal dengan lokasi kegiatan merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan. Bentuknya dapat berupa pemberian insentif tempat tinggal berupa rumah susun sewa maupun milik yang cukup nyaman untuk beraktivitas. Selama ini sepertinya belum ada upaya pengaturan pola berkegiatan yang sistematis.

  Analisis struktur teks “Kemacetan dan Masa Depan Kota” 
Tesis
Tipe kegiatan sosial ekonomi yang berbeda akan memiliki dampak kegiatan transportasi yang berbeda pula.
Argumentasi
Kegiatan transportasi harian relatif menimbulkan pergerakan yang bersifat berulang, misalnya yang terjadi pada para pekerja dan mereka yang menempuh pendidikan di sekolah.
Kemacetan yang berulang pada jangka lebih panjangcenderung terjadi pada musim liburan maupun lebaran.
Penegasan Ulang Pendapat
Kemacetan yang berulang setiap hari merupakan ekses dari pola tempat tinggal, bekerja dan bersekolah. Upaya mendekatkan lokasi tempat tinggal dengan lokasi kegiatan merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan. Bentuknya dapat berupa pemberian insentif tempat tinggal berupa rumah susun sewa maupun milik yang cukup nyaman untuk beraktivitas.  


28 Agu 2015

LUTUNG KASARUNG

A long time ago in west Java there was a kingdom.  The king was Prabu Tapak Agung.  He had two beautiful daughters and no son.  Purba Rarang was his first daughter, and Purba Sari was his second daughter.  When the king was about to pass away he gave the throne to his second daughter, Purba Sari. Purba Rarang was very disappointed.  She thought that she deserve to replace her father as the ruler.  She discussed the situation with her fiancé, Indrajaya.
Then she got an evil idea.  She asked a witch to cast a spell to Purba Sari.  Soon after that Purba Sari had a strange skin disease.  There were black dots on her skin.  She also had skin rash.  Consequently Purba Rarang had a reason to tell people that her sister had a great sin and she was cursed by god.  She told her people that such a person did not qualify to be a leader.
After that she ordered the army to send Purba Sari to a wood and had her exiled there.  The army then built a wooden house for Purba Sari in a wood.  So Purba Sari lived in the wood.  As there were many animals in the wood she got along with them well.
Her best friend was a black monkey.  She called the monkey Lutung Kasarung.  Lutung was very attentive and very kind to her.  He gave fruits and vegetables to Purba Sari.
Lutung Kasarung was not an ordinary monkey.  He often meditates like human being.  One night when there was a full moon he sat meditating.  He was praying to God. Suddenly a spring emerged beside Lutung. It became bigger and bigger and finally it became a lake.  The water was very clear and aromatic.
The next day Lutung came to see Purba Sari.  He asked her to follow him.  Lutung took her to the lake and asked her to take a bath.  When Purba Sari took bath in the lake something strange happened.  Her skin disease was gone and her smooth fair skin was back.  Purba Sari was very happy and thankful to God.
Meanwhile Purba Rarang who lived in the palace wanted to see her sister.  So she went to the wood with her soldiers.  She was very surprised when she saw Purba Sari was in good condition and looked beautiful.  Her evil heart led her to find a way to beat her sister. Then she asked her sister to measure the length of their hair.  The one who had the longest hair would win.  Purba Sari’s hair proved to be longer than Purba Rarang’s.
Purba Rarang was very jealous to her sister.  She thought hard to find a way to beat Purba Sari.  Then she got another idea.  She asked her sister to compare their fiancé.  Purba Rarang was sure that she would win because Indra Jaya was very handsome.  She was sure that Purba Sari did not have any fiancé.  When Purba Rarang showed Indra Jaya, Purba Sari was confused.  So she just appointed Lutung Kasarung as her fiancé.
Purba Rarang laughed out loud.
‘So your fiancé is a monkey?’
Lutung Kasarung then sat on the ground.  He was meditating and praying to God. Then amazingly he changed into a very handsome man.  Initially Lutung Kasarung was a handsome man who was punished by God and became a monkey.  After some years that day he got clemency from God and he became human being again.
Purba Rarang was very surprised.  He had no choice but to accept that her sister was better than her.  She asked for apology.  Purba Sari gave her apology.  After that they went back to palace.  Purba Sari became the queen and married to Lutung Kasarung.
by Dwi Nurul Istiqomah
Cc : Cerita Rakyat

8 Agu 2015

Bahsa Indonesia Kelas X Semester 1 Bab 1 - 3

Teks Prosedur Kompleks
1. Unsur-unsur Teks Prosedur Kompleks
  • Pengertian
  • Struktur
  • Ciri Kebahasaan  

2. Pengertian
     Prosedur Kompleks adalah teks yang berisi langkah-langkah atau tahap-tahap yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Terdapat banyak kegiatan disekitar kita yang harus dilakukan menurut prosedur.Jika kalian tidak mengikuti prosedur itu,tujuan yang diharapkan tidak tercapai dan kalian dapat dikatakan sebagai orang yang tidak mengetahui aturan. Tetapi langkah-langkah tersebut tidak dapat di balik-balik.
3. Struktur
Tujuan: Berisi tujuan dari pembuatan teks prosedur kompleks atau hasil akhir yang akan dicapai (dapat berupa judul)
langkah-langkah: Langkah-langkah adalah cara-cara yang ditempuh agar tujuan itu tercapai.

4. Ciri Kebahasaan
  1. Menggunakan kalimat imperatif, dekralatif, dan introgatif
  2. Partisipan manusia
  3. Menggunakan verba material dan tingkah laku
  4. Menggunakan konjungsi temporal

1.KALIMAT IMPERATIF Adalah Kalimat imperatif adalah kalimat yang isinya atau yang mengandungperintah.
Contoh:
  Kenali si petugas
  Pahami kesalahan anda
  Pastikan tuduhan pelanggaran 
      2.  KALIMAT DEKRALATIF: Kalimat deklaratif adalah kalimat yang berfungsi untukmemberikan informasi kepada pembaca.
Contoh:
Pengerndara memahami kesalahannya
Pengerndara menolak atau menerima tuduhan
Pengendara memastikan tuduhan pelanggaran
      3.  KALIMAT INTROGATIF: Kalimat introgatif adalah kalimat yang berfungsi untuk memintainformasi tentang sesuatu. 
Contoh:
Apakah anda mengenali petugas?
Apakah anda memahami kesalahan anda?
Siapakah yang menerima atau menolak tuduhan?

II.
Partisipan Manusia: Partisipan manusia adalah semua manusia yang ikut serta dalam suatu kegiatan
Contoh :
Jika pengendara melakukan pelanggaran,tentu pihak yang berwajib menilangnya
III.
Verba
 a. Verba material : verba yang mengacu pada tindakan fisik (melakukan, memukul, dan menilang) 
 b. Verba tingkah laku : verba yang mengacu pada sikap yang dinyatakan pada ungkapan verbal (bukan sikap mental yang tidak tampak), seperti menerima, menolak.
IV.
KONJUNGSI TEMPORAL
    Konjungsi temporan adalah sesuatu yang mengacu pada urutan waktu 

    Contoh: 
Pertama, gunakan jas lab. Kedua, lakukan percobaan. Ketiga, simpulkan hasil percobaan
amelnewsind.blogspot.com/.../teks-prosedur-kompleks-pengertian.html

Contoh Teks Prosedur Kompleks

Pelajar yang berkarakter
Pendidikan adalah elemen yang sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Salah satu unsur yang paling penting dalam pendidikan adalah pelajar. Artinya, pelajarlah yang menentukan baik buruknya pendidikan suatu negara.
Di Indonesia, pendidikan mengalami keterpurukan. Selain karena sistem pendidikan yang carut marut, keterpurukan pendidikan di indonesia juga dipengaruhi oleh perilaku pelajar yang tisak sesuai dengan norma dan aturan, seperti tawuran, merokok, dll.
Untuk memperbaiki pendidikan di indonesia, diperlukan pendidikan yang berkarakter sehingga pelajar memiliki karakter yang baik. Untuk menjadi pelajar yang berkarakter, haruslah mengikuti langkah langkah berikut :

1.      Budayakan untuk memiliki adab dan sopan santun yang baik
2.      Hindarilah untuk berlaku curang
3.      Biasakanlah untuk bertanya kepada guru jika belum paham
4.      Diskusikanlah pelajaran dengan teman bila perlu


TEKS EKSPOSISI

A.   Pengertian Teks Eksposisi
Teks eksposisi adalah jenis teks yang berisi tentang paparan pandangan pribadi terhadap suatu permasalahan.
B.   Tujuan Teks Eksposisi
1. Memberi penjelasan atau informasi.
2. Memaparkan pandangan pribadi mengenai suatu hal.
C.   Ciri-Ciri Teks Eksposisi
1.    Berisi pendapat tentang masalah tertentu, namun tetap objektif.
2.    Diperjelas dengan fakta dapat berupa angka, statistik, gambar, grafik, tabel, dan peta.
3.    Mempunyai analisis dan bukti
4.    Diakhiri dengan penegasan pendapat.
5.    Argumentasinya satu sisi, yaitu sisi yang mendukung atau sisi yang menolak.
D.   Jenis Teks Eksposisi
1.   Eksposisi definisi
Memaparkan pengertian sesuatu dengan memfokuskan pada karakteristiknya
Contoh :
Brokoli (Brassica oleracea ) adalah tanaman sayuran yang termasuk dalam suku kubis-kubisan atau Brassicaceae. Brokoli berasal dari daerah Laut Tengah dan sudah sejak masa Yunani Kuno dibudidayakan. Sayuran ini masuk ke Indonesia belum lama (sekitar 1970-an) dan kini cukup populer sebagai bahan pangan. Brokoli mengandung vitamin C dan serat makanan dalam jumlah banyak. Brokoli juga mengandung senyawa glukorafanin yang merupakan bentuk alami senyawa antikanker sulforafana (sulforaphane). Selain itu, brokoli mengandung senyawaan isotiosianat yangditengarai memiliki aktivitas antikanker. Namun, meskipun memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, manfaat brokoli untuk kecantikan memang belum begitu dikenal masyarakat luas.
2.   Eksposisi berita
Berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian atau peristiwa. Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar. Ciri khususnya adanya unsur 5W+1H.
Contoh :
Kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram di Sukoharjo sejak beberapa hari terakhir meresahkan masyarakat. Pantauan di sejumlah pedagang di Sukoharjo didapati tumpukan gas elpiji 3 kilogram dalam keadaan kosong. Mereka mengaku belum mendapatkan kiriman sejak dua hingga tiga hari yang lalu.  “Stok kosong, semua ada 15 tabung belum dapat kiriman dari pangkalan. Akibatnya tidak bisa memenuhi kebutuhan pelanggan,” ujar Agus Gunawan salah satu pedagang gas elpiji asal Sukoharjo Kota, Kamis (18/09/2014).
3.   Eksposisi ilustrasi
Pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide.
Contoh :
Saat ini politik di Indonesia sedang mendominasi wacana di media. Layaknya gula yang sedang dikelilingi semut. Media selalu memberitakan kondisi politik di Indonesia dengan gamblang. Media memberitakan kondisi elit politik di Indonesia yang saling memperebutkan kekuasaan.

4.   Eksposisi proses
Sering ditemukan dalam buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau langkah-langkah tertentu.
Contoh :
Manfaat wortel untuk wajah di antaranya bisa digunakan sebagai masker yang berfungsi untuk mencerahkan kulit wajah, tidak banyak yang tahu. Cara membuat masker ini dengan memblender atau memarut sampai lembut. Tuangkan parutan wortel dalam cawan dan tambahkan madu 1 sendok makan dan aduk hingga merata. Sebelum mengoleskan pada wajah, sebaiknya bilas wajah terlebih dahulu dan oleskan merata ke seluruh permukaan wajah 15 hingga 30 menit. Setelah itu, bilas wajah dengan air yang hangat, lalu bilas dengan air dingin. Lakukan perawatan wajah ini rutin agar mendapatkan manfaat wortel secara optimal yakni mencerahkan wajah sekaligus mengurangi flek dan kerutan.
5.   Eksposisi analisis
Proses memisah-misahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi beberapa subbagian, kemudian masing-masing dikembangkan secara berurutan.
Contoh :
Masangin merupakan permainan yang melegenda di Alun-Alun Selatan, Yogyakarta. Permainan tersebut dilakukan dengan melewati dua buah pohon beringin kembar dengan mata yang ditutup kain hitam. Mitos yang berkembang di masyarakat, jika seseorang mampu melintasi kedua pohon beringin dengan mata tertutup, maka setiap keinginan yang kita niatkan sebelum permainan akan dikabulkan. Konon, yang bisa melintas hanyalah orang yang memiliki kebersihan hati. Jika hati bersih, maka pemain akan mulus melintasi dua pohon tanpa hambatan. Begitu juga sebaliknya, jika hati tidak bersih, maka pemain akan berputar-putar atau miring ke kanan dan ke kiri beringin.Namun di balik mitos itu, masangin dapat dipandang dari segi ilmu pengetahuan dan kesehatan. Dari segi ilmu pengetahuan dapat dikemukakan bahwa peristiwa berbeloknya arah pemain diakibatkan karena kecepatan arah angin, sedangkan dari segi kesehatan karena adanya potensi vertigo pada setiap orang.
...
6.   Eksposisi klasifikasi
Membagi sesuatu dan mengelompokkannya ke dalam kategori-kategori. (Ada verba penggolongan : digolongkan, diklasifikasikan, terdiri dari, meliputi, dibagi )
Contoh :
Yogyakarta memiliki banyak objek dan daya tarik wisata. Bentuk wisata di DIY meliputi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition), wisata budaya, wisata alam, wisata minat khusus, wisata edukasi dengan berbagai fasilitasnya, seperti resort, hotel, dan restoran. Keanekaragaman budaya serta keramahtamahan masyarakat, membuat DIY mampu menciptakan produk-produk budaya dan pariwisata yang menjanjikan.
7.   Eksposisi perbandingan
Menerangkan ide dalam kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain. (mencari persamaan dan perbedaan)
Contoh :
Olahraga Jogging merupakan salah satu jenis olahraga murah, aman, dan bisa dilakukan di mana saja. Jogging dapat dilakukan di lingkungan sekitar rumah, taman, pantai ataupun pegunungan dan memiliki banyak manfaat. Berbeda dengan olahraga diving, tak hanya mahal tetapi olahraga ini hanya dapat dilakukan  di laut. Selain membutuhkan peralatan yang cukup lengkap, diving juga olahraga yang cukup berisiko. Saat ini, keduanya sama-sama digemari oleh remaja.
8.   Eksposisi pertentangan
Berisi pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Frase penghubung yang digunakan adalah "akan tetapi", "meskipun begitu", "sebaliknya".
Contoh :
Masyarakat di daerah perkotaan terbiasa dengan kehidupan yang serba modern. Alat komunikasi, transportasi, dan teknologi informasi yang canggih menyebabkan mereka cenderung malas dan kurang bersosialisasi. Sebaliknya, masyarakat pedesaan terpencil terbiasa dengan kehidupan yang sederhana. Mereka menggunakan peralatan, transportasi, dan teknologi yang masih tradisional. Namun, keterbatasan tersebut tidak menghalangi mereka untuk bersosialisasi antarmasyarakat.
E.   Struktur teks eksposisi
1.   Pernyataan pendapat (tesis)
Berisikan gagasan utama atau prediksi penulis tentang sebuah permasalahan yang berdasarkan fakta.
2.   Argumentasi
Menjelaskan secara lebih mendalam pernyataan pendapat (tesis) yang diyakini kebenarannya oleh penulis melalui pengungkapan fakta-fakta sebagai penjelasan argumen penulis.
3.   Penegasan Ulang Pendapat
Berupa penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi. Pada bagian ini pula bisa disematkan hal-hal yang patut diperhatikan atau dilakukan supaya pendapat atau prediksi sang penulis dapat terbukti.
F.   Ciri Kebahasaan
1.    Penggunaan Pronomina Persona
Pronomina persona adalah kata yang mengacu kepada orang, baik orang pertama, kedua, atau ketiga. Pronomina persona ini biasanya digunakan dalam menyatakan pendapat. Pronomina yang sering digunakan seperti kita, kami, dan saya. Terlebih kata pronomina saya banyak digunakan ketika menyatakan pendapat pribadi.
2.    Menggunakan konjungsi (kata penghubung)
Konjungsi yang banyak digunakan adalah “pada kenyataannya”, “kemudian”, dan “lebih lanjut”. Konjungsi tersebut digunakan untuk menghubungkan fakta-fakta supaya fakta-fakta yang disajikan runtut. Selain itu juga konjungsi lain, seperti "atau" untuk menyatakan dualisme pendapat, konjungsi "dengan demikian" untuk menyatakan penegasan ulang pendapat.
G.   Analisis Struktur Teks Eksposisi
             
Kemacetan dan Masa Depan Kota
         Transportasi didefinisikan oleh para ahli sebagai kebutuhan turunan dari berbagai kegiatan ekonomi maupun sosial (lihat misalnya Morlock, 1985). Tipe kegiatan sosial ekonomi yang berbeda akan memiliki dampak kegiatan transportasi yang berbeda pula.
         Kegiatan transportasi harian relatif menimbulkan pergerakan yang bersifat berulang, misalnya yang terjadi pada para pekerja dan mereka yang menempuh pendidikan di sekolah. Di Yogyakarta, kota kita tercinta ini, kemacetan terjadi setiap hari pada titik-titik yang menjadi jalur pergerakan para pekerja dan siswa dari tempat tinggal menuju lokasi kerja dan sekolah. Di bagian utara, termasuk Sleman misalnya, kemacetan setiap pagi dan sore dapat dirasakan misalnya pada ruas Jalan Nyi Condrolukito (AM Sangaji), Jalan Affandi (Gejayan), serta Jalan Kaliurang terutama pada persimpangan dengan Jalan Lingkar Utara. Hal yang sama terjadi pada wilayah lain yang memiliki para pekerja dan anak sekolah relatif besar di Kota Yogyakarta, misalnya Bantul. Seperti diketahui, ketiga wilayah ini memiliki keterkaitan kegiatan sosial ekonomi yang erat, yang membentuk aglomerasi wilayah Yogyakarta-Sleman-Bantul (Kartamantul).
         Kemacetan yang berulang pada jangka lebih panjangcenderung terjadi pada musim liburan maupun lebaran. Pada tahap kedatangan dan kepulangan, kemacetan parah akan terjadi pada jalan-jalan arah luar kota (misalnya Jalan Magelang, Jalan Solo, Jalan Palagan dan Jalan Wates). Pada rentang di antara masa tersebut, kemacetandapat dirasakan di pusat kota sebagai lokasi menginap dan tujuan wisata (seperti Malioboro, Prawirotaman), serta jalan-jalan menuju objek wisata, seperti Jalan Parangtritis.
         Kemacetan harian yang dominan ditimbulkan oleh aktivitas masyarakat dalam lingkup internal. Kemacetan yang berulang setiap hari merupakan ekses dari pola tempat tinggal, bekerja dan bersekolah. Upaya mendekatkan lokasi tempat tinggal dengan lokasi kegiatan merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan. Bentuknya dapat berupa pemberian insentif tempat tinggal berupa rumah susun sewa maupun milik yang cukup nyaman untuk beraktivitas. Selama ini sepertinya belum ada upaya pengaturan pola berkegiatan yang sistematis.

  Analisis struktur teks “Kemacetan dan Masa Depan Kota” 
Tesis
Tipe kegiatan sosial ekonomi yang berbeda akan memiliki dampak kegiatan transportasi yang berbeda pula.
Argumentasi
Kegiatan transportasi harian relatif menimbulkan pergerakan yang bersifat berulang, misalnya yang terjadi pada para pekerja dan mereka yang menempuh pendidikan di sekolah.
Kemacetan yang berulang pada jangka lebih panjangcenderung terjadi pada musim liburan maupun lebaran.
Penegasan Ulang Pendapat
Kemacetan yang berulang setiap hari merupakan ekses dari pola tempat tinggal, bekerja dan bersekolah. Upaya mendekatkan lokasi tempat tinggal dengan lokasi kegiatan merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan. Bentuknya dapat berupa pemberian insentif tempat tinggal berupa rumah susun sewa maupun milik yang cukup nyaman untuk beraktivitas.  


 

Dwi Nurul Istiqomah Template by Ipietoon Cute Blog Design