Teks Prosedur Kompleks
1. Unsur-unsur Teks Prosedur Kompleks
- Pengertian
- Struktur
- Ciri Kebahasaan
2. Pengertian
Prosedur Kompleks adalah teks yang berisi langkah-langkah atau tahap-tahap yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Terdapat banyak kegiatan disekitar kita yang harus dilakukan menurut prosedur.Jika kalian tidak mengikuti prosedur itu,tujuan yang diharapkan tidak tercapai dan kalian dapat dikatakan sebagai orang yang tidak mengetahui aturan. Tetapi langkah-langkah tersebut tidak dapat di balik-balik.
3. Struktur
Prosedur Kompleks adalah teks yang berisi langkah-langkah atau tahap-tahap yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Terdapat banyak kegiatan disekitar kita yang harus dilakukan menurut prosedur.Jika kalian tidak mengikuti prosedur itu,tujuan yang diharapkan tidak tercapai dan kalian dapat dikatakan sebagai orang yang tidak mengetahui aturan. Tetapi langkah-langkah tersebut tidak dapat di balik-balik.
3. Struktur
Tujuan: Berisi tujuan dari pembuatan teks prosedur
kompleks atau hasil akhir yang akan dicapai (dapat berupa judul)
langkah-langkah: Langkah-langkah adalah cara-cara yang
ditempuh agar tujuan itu tercapai.
4. Ciri Kebahasaan
- Menggunakan kalimat imperatif, dekralatif, dan introgatif
- Partisipan manusia
- Menggunakan verba material dan tingkah laku
- Menggunakan konjungsi temporal
1.KALIMAT IMPERATIF Adalah Kalimat imperatif adalah kalimat yang isinya atau yang mengandungperintah.
Contoh:
Kenali si petugas
Kenali si petugas
Pahami kesalahan anda
Pastikan tuduhan pelanggaran
2. KALIMAT
DEKRALATIF: Kalimat deklaratif adalah kalimat yang berfungsi untukmemberikan informasi kepada pembaca.
Contoh:
Pengerndara memahami kesalahannya
Pengerndara menolak atau menerima tuduhan
Pengendara memastikan tuduhan pelanggaran
3. KALIMAT
INTROGATIF: Kalimat introgatif adalah kalimat yang berfungsi untuk memintainformasi
tentang sesuatu.
Contoh:
Apakah anda mengenali petugas?
Apakah anda memahami kesalahan anda?
Siapakah yang menerima atau menolak tuduhan?
II.
Partisipan Manusia: Partisipan manusia adalah semua
manusia yang ikut serta dalam suatu kegiatan
Contoh :
Jika pengendara melakukan pelanggaran,tentu pihak
yang berwajib menilangnya
III.
Verba
a. Verba material : verba yang mengacu
pada tindakan fisik (melakukan, memukul, dan menilang)
b. Verba tingkah laku : verba yang
mengacu pada sikap yang dinyatakan pada ungkapan verbal (bukan sikap mental
yang tidak tampak), seperti menerima, menolak.
IV.
KONJUNGSI TEMPORAL
Konjungsi temporan adalah sesuatu yang
mengacu pada urutan waktu
Contoh:
Pertama, gunakan jas lab. Kedua, lakukan
percobaan. Ketiga, simpulkan hasil percobaan
amelnewsind.blogspot.com/.../teks-prosedur-kompleks-pengertian.html
Contoh Teks Prosedur Kompleks
Contoh Teks Prosedur Kompleks
Pelajar yang berkarakter
Pendidikan adalah elemen yang sangat penting dalam
kehidupan. Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Salah satu
unsur yang paling penting dalam pendidikan adalah pelajar. Artinya, pelajarlah
yang menentukan baik buruknya pendidikan suatu negara.
Di Indonesia, pendidikan mengalami keterpurukan. Selain
karena sistem pendidikan yang carut marut, keterpurukan pendidikan di indonesia
juga dipengaruhi oleh perilaku pelajar yang tisak sesuai dengan norma dan
aturan, seperti tawuran, merokok, dll.
Untuk memperbaiki pendidikan di indonesia, diperlukan
pendidikan yang berkarakter sehingga pelajar memiliki karakter yang baik. Untuk
menjadi pelajar yang berkarakter, haruslah mengikuti langkah langkah berikut :
1. Budayakan untuk
memiliki adab dan sopan santun yang baik
2. Hindarilah untuk
berlaku curang
3. Biasakanlah untuk
bertanya kepada guru jika belum paham
4. Diskusikanlah
pelajaran dengan teman bila perlu
TEKS EKSPOSISI
A. Pengertian Teks Eksposisi
Teks eksposisi adalah jenis teks yang berisi
tentang paparan pandangan pribadi terhadap suatu permasalahan.
B. Tujuan Teks Eksposisi
1. Memberi penjelasan atau informasi.
2. Memaparkan pandangan pribadi mengenai suatu hal.
2. Memaparkan pandangan pribadi mengenai suatu hal.
C. Ciri-Ciri Teks Eksposisi
1. Berisi pendapat tentang masalah
tertentu, namun tetap objektif.
2. Diperjelas dengan fakta dapat
berupa angka, statistik, gambar, grafik, tabel, dan peta.
3. Mempunyai analisis dan bukti
4. Diakhiri dengan penegasan
pendapat.
5. Argumentasinya satu sisi, yaitu
sisi yang mendukung atau sisi yang menolak.
D. Jenis Teks Eksposisi
1. Eksposisi definisi
Memaparkan pengertian sesuatu dengan memfokuskan pada
karakteristiknya
Contoh :
Brokoli (Brassica oleracea ) adalah tanaman
sayuran yang termasuk dalam suku kubis-kubisan
atau Brassicaceae. Brokoli berasal dari daerah Laut Tengah dan
sudah sejak masa Yunani Kuno dibudidayakan. Sayuran ini masuk ke Indonesia
belum lama (sekitar 1970-an) dan kini cukup populer sebagai bahan
pangan. Brokoli mengandung vitamin C dan serat makanan dalam jumlah
banyak. Brokoli juga mengandung senyawa glukorafanin yang merupakan bentuk
alami senyawa antikanker sulforafana (sulforaphane). Selain itu, brokoli
mengandung senyawaan isotiosianat yangditengarai memiliki aktivitas
antikanker. Namun, meskipun memiliki banyak manfaat untuk
kesehatan, manfaat brokoli untuk kecantikan memang belum begitu
dikenal masyarakat luas.
2. Eksposisi berita
Berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian atau peristiwa.
Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar. Ciri khususnya adanya unsur 5W+1H.
Contoh :
Kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram di Sukoharjo sejak
beberapa hari terakhir meresahkan masyarakat. Pantauan di sejumlah
pedagang di Sukoharjo didapati tumpukan gas elpiji 3 kilogram dalam
keadaan kosong. Mereka mengaku belum mendapatkan kiriman sejak dua hingga tiga
hari yang lalu. “Stok kosong, semua ada 15 tabung belum dapat
kiriman dari pangkalan. Akibatnya tidak bisa memenuhi kebutuhan pelanggan,”
ujar Agus Gunawan salah satu pedagang gas elpiji asal Sukoharjo Kota, Kamis
(18/09/2014).
3. Eksposisi ilustrasi
Pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk
konkret dari suatu ide.
Contoh :
Saat ini politik di Indonesia sedang mendominasi wacana di
media. Layaknya gula yang sedang dikelilingi semut. Media selalu
memberitakan kondisi politik di Indonesia dengan gamblang. Media memberitakan
kondisi elit politik di Indonesia yang saling memperebutkan kekuasaan.
4. Eksposisi proses
Sering ditemukan dalam buku-buku petunjuk pembuatan,
penggunaan, atau langkah-langkah tertentu.
Contoh :
Manfaat wortel untuk wajah di antaranya bisa
digunakan sebagai masker yang berfungsi untuk mencerahkan kulit wajah, tidak
banyak yang tahu. Cara membuat masker ini dengan memblender atau
memarut sampai lembut. Tuangkan parutan wortel dalam cawan dan tambahkan
madu 1 sendok makan dan aduk hingga merata. Sebelum mengoleskan pada wajah,
sebaiknya bilas wajah terlebih dahulu dan oleskan merata ke seluruh permukaan
wajah 15 hingga 30 menit. Setelah itu, bilas wajah dengan air yang hangat, lalu
bilas dengan air dingin. Lakukan perawatan wajah ini rutin agar mendapatkan
manfaat wortel secara optimal yakni mencerahkan wajah sekaligus mengurangi flek
dan kerutan.
5. Eksposisi analisis
Proses memisah-misahkan suatu masalah dari suatu gagasan
utama menjadi beberapa subbagian, kemudian masing-masing dikembangkan secara
berurutan.
Contoh :
Masangin merupakan permainan yang melegenda di Alun-Alun
Selatan, Yogyakarta. Permainan tersebut dilakukan dengan melewati dua buah
pohon beringin kembar dengan mata yang ditutup kain hitam. Mitos yang
berkembang di masyarakat, jika seseorang mampu melintasi kedua pohon
beringin dengan mata tertutup, maka setiap keinginan yang kita niatkan sebelum
permainan akan dikabulkan. Konon, yang bisa melintas hanyalah orang yang
memiliki kebersihan hati. Jika hati bersih, maka pemain akan mulus melintasi
dua pohon tanpa hambatan. Begitu juga sebaliknya, jika hati tidak bersih, maka
pemain akan berputar-putar atau miring ke kanan dan ke kiri beringin.Namun di
balik mitos itu, masangin dapat dipandang dari segi ilmu pengetahuan dan
kesehatan. Dari segi ilmu pengetahuan dapat dikemukakan bahwa peristiwa
berbeloknya arah pemain diakibatkan karena kecepatan arah angin, sedangkan dari
segi kesehatan karena adanya potensi vertigo pada setiap orang.
...
...
6. Eksposisi klasifikasi
Membagi sesuatu dan mengelompokkannya ke dalam
kategori-kategori. (Ada verba penggolongan : digolongkan, diklasifikasikan,
terdiri dari, meliputi, dibagi )
Contoh :
Yogyakarta memiliki banyak objek dan daya tarik wisata.
Bentuk wisata di DIY meliputi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, dan
Exhibition), wisata budaya, wisata alam, wisata minat khusus, wisata edukasi
dengan berbagai fasilitasnya, seperti resort, hotel, dan restoran.
Keanekaragaman budaya serta keramahtamahan masyarakat, membuat DIY mampu
menciptakan produk-produk budaya dan pariwisata yang menjanjikan.
7. Eksposisi perbandingan
Menerangkan ide dalam kalimat utama dengan cara
membandingkannya dengan hal lain. (mencari persamaan dan perbedaan)
Contoh :
Olahraga Jogging merupakan salah satu jenis olahraga murah,
aman, dan bisa dilakukan di mana saja. Jogging dapat
dilakukan di lingkungan sekitar rumah, taman, pantai ataupun pegunungan
dan memiliki banyak manfaat. Berbeda dengan olahraga diving, tak
hanya mahal tetapi olahraga ini hanya dapat dilakukan di
laut. Selain membutuhkan peralatan yang cukup lengkap, diving juga
olahraga yang cukup berisiko. Saat ini, keduanya sama-sama digemari oleh
remaja.
8. Eksposisi pertentangan
Berisi pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain.
Frase penghubung yang digunakan adalah "akan tetapi", "meskipun
begitu", "sebaliknya".
Contoh :
Masyarakat di daerah perkotaan terbiasa dengan kehidupan
yang serba modern. Alat komunikasi, transportasi, dan teknologi informasi
yang canggih menyebabkan mereka cenderung malas dan kurang
bersosialisasi. Sebaliknya, masyarakat pedesaan terpencil terbiasa dengan
kehidupan yang sederhana. Mereka menggunakan peralatan, transportasi, dan
teknologi yang masih tradisional. Namun, keterbatasan tersebut tidak
menghalangi mereka untuk bersosialisasi antarmasyarakat.
E. Struktur teks eksposisi
1. Pernyataan pendapat (tesis)
Berisikan gagasan utama atau prediksi penulis tentang sebuah
permasalahan yang berdasarkan fakta.
2. Argumentasi
Menjelaskan secara lebih mendalam pernyataan pendapat
(tesis) yang diyakini kebenarannya oleh penulis melalui pengungkapan
fakta-fakta sebagai penjelasan argumen penulis.
3. Penegasan Ulang Pendapat
Berupa penguatan kembali atas pendapat yang telah
ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi. Pada bagian ini pula
bisa disematkan hal-hal yang patut diperhatikan atau dilakukan supaya
pendapat atau prediksi sang penulis dapat terbukti.
F. Ciri Kebahasaan
1. Penggunaan Pronomina Persona
Pronomina persona adalah kata yang mengacu kepada orang,
baik orang pertama, kedua, atau ketiga. Pronomina persona ini biasanya
digunakan dalam menyatakan pendapat. Pronomina yang sering digunakan
seperti kita, kami, dan saya. Terlebih kata pronomina saya banyak
digunakan ketika menyatakan pendapat pribadi.
2. Menggunakan konjungsi (kata
penghubung)
Konjungsi yang banyak digunakan adalah “pada kenyataannya”,
“kemudian”, dan “lebih lanjut”. Konjungsi tersebut digunakan untuk
menghubungkan fakta-fakta supaya fakta-fakta yang disajikan runtut. Selain
itu juga konjungsi lain, seperti "atau" untuk menyatakan dualisme
pendapat, konjungsi "dengan demikian" untuk menyatakan penegasan
ulang pendapat.
G. Analisis Struktur Teks Eksposisi
Kemacetan dan Masa Depan Kota
Transportasi didefinisikan
oleh para ahli sebagai kebutuhan turunan dari berbagai kegiatan ekonomi maupun
sosial (lihat misalnya Morlock, 1985). Tipe kegiatan sosial ekonomi yang
berbeda akan memiliki dampak kegiatan transportasi yang berbeda pula.
Kegiatan transportasi harian relatif menimbulkan
pergerakan yang bersifat berulang, misalnya yang terjadi pada para pekerja
dan mereka yang menempuh pendidikan di sekolah. Di Yogyakarta, kota kita
tercinta ini, kemacetan terjadi setiap hari pada titik-titik yang menjadi jalur
pergerakan para pekerja dan siswa dari tempat tinggal menuju lokasi kerja dan
sekolah. Di bagian utara, termasuk Sleman misalnya, kemacetan setiap pagi dan
sore dapat dirasakan misalnya pada ruas Jalan Nyi Condrolukito (AM Sangaji),
Jalan Affandi (Gejayan), serta Jalan Kaliurang terutama pada persimpangan
dengan Jalan Lingkar Utara. Hal yang sama terjadi pada wilayah lain yang
memiliki para pekerja dan anak sekolah relatif besar di Kota Yogyakarta,
misalnya Bantul. Seperti diketahui, ketiga wilayah ini memiliki
keterkaitan kegiatan sosial ekonomi yang erat, yang membentuk aglomerasi
wilayah Yogyakarta-Sleman-Bantul (Kartamantul).
Kemacetan
yang berulang pada jangka lebih panjangcenderung terjadi pada musim
liburan maupun lebaran. Pada tahap kedatangan dan kepulangan, kemacetan
parah akan terjadi pada jalan-jalan arah luar kota (misalnya Jalan Magelang,
Jalan Solo, Jalan Palagan dan Jalan Wates). Pada rentang di antara masa
tersebut, kemacetandapat dirasakan di pusat kota sebagai lokasi menginap
dan tujuan wisata (seperti Malioboro, Prawirotaman), serta jalan-jalan menuju
objek wisata, seperti Jalan Parangtritis.
Kemacetan
harian yang dominan ditimbulkan oleh aktivitas masyarakat dalam lingkup
internal. Kemacetan yang berulang setiap hari merupakan ekses dari pola
tempat tinggal, bekerja dan bersekolah. Upaya mendekatkan lokasi tempat tinggal
dengan lokasi kegiatan merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan.
Bentuknya dapat berupa pemberian insentif tempat tinggal berupa rumah susun
sewa maupun milik yang cukup nyaman untuk beraktivitas. Selama ini
sepertinya belum ada upaya pengaturan pola berkegiatan yang sistematis.
Analisis struktur teks “Kemacetan dan Masa Depan Kota”
Tesis
|
Tipe kegiatan sosial ekonomi yang berbeda akan memiliki dampak
kegiatan transportasi yang berbeda pula.
|
Argumentasi
|
Kegiatan transportasi harian relatif menimbulkan
pergerakan yang bersifat berulang, misalnya yang terjadi pada para
pekerja dan mereka yang menempuh pendidikan di sekolah.
|
Kemacetan yang berulang pada jangka lebih
panjangcenderung terjadi pada musim liburan maupun lebaran.
|
|
Penegasan Ulang Pendapat
|
Kemacetan yang berulang setiap hari merupakan ekses dari pola tempat
tinggal, bekerja dan bersekolah. Upaya mendekatkan lokasi tempat tinggal
dengan lokasi kegiatan merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan.
Bentuknya dapat berupa pemberian insentif tempat tinggal berupa rumah susun
sewa maupun milik yang cukup nyaman untuk beraktivitas.
|
0 komentar:
Posting Komentar